.

Sinopsis Drama Korea Choco Bank Episode 1

Sinopsis Drama Korea Choco Bank Episode 1


Adegan Pertama kita di suguhkan seorang laki-laki yang sedang sibuk menghitung lembaran uang.

“Namaku Kim Eun Haeng. Ayahku memberikan nama itu agar aku bisa mengumpulkan banyak uang seperti Bank.”


Eun Haeng ternyata pegawai Bank, ia menghitung uang yang akan ditarik oleh salah satu palanggan Bank.

“Aku bekerja di Bank segera setelah lulus dari perguruan tinggi.”


Waktu istirahat, Eun Haeng mengirim uang lagi kepada Ibunya melalui smartphone-nya. Ibu menelfon mengatakan kalau Eun Haeng tak perlu sesering itu mengiriminya uang. Ung Haeng tersenyum dan meyakinkan ibunya kalau ia tak akan jatuh miskin dengan terus mengirimi ibunya uang jadi Ibu tak perlu merasa terbebani.


“Karena itu, selama 5 tahun aku bahkan tak tahu rasanya menjadi pengangguran. Apa aku akan..”


Eung Haeng ketiduran di dekat jendela kaca. Pak satpam membangunkannya. Pak satpam bertanya, apa Eun Haeng karyawan disana, Eun Haeng membenarkan, memamngnya kenapa?


Pak satpam melihat lorang disamping Eun Haeng, terbuka bagian lowongan pekerjaan dan penuh lingkaran dan coretan  (penanda). Tahu kalau Eun Haeng berbohong, pak satpam langsung mengusir Eun Haeng. Berarti tadi Eun Haeng Cuma mimpi berkerja di bank.


“Ya, aku sudah menganggur selama 5 tahun. Aku tak diinginkan dimanapun.”


Ibu Eung Haeng telfonan dengan seseorang sepertinya kenalannya. Ibu mengatakan kalau Eung Haeng bekerja di bank. Orang yang telfon ingin menanyakan masalah pendanaan dari Bank, Ibu menyarankannya untuk bertemu langsung dengan Eun Haeng.


Ternyata Ibu menelfon orang-orang yang sudah ada di daftar bukunya. Tadi yang di telfon adalah Jong Yeon I. sekarang ibu mau menelfon Sang Hee Ne.

“Ibuku stress karena anaknya belum mendapat pekerjaan selama 5 tahun. Dia berbohong tentang pekerjaanku. Karena itu, sudah sebulan aku berpura-pura pergi bekerja.”


Ibu menelfon Eun Haeng, menanyakan kapan anaknya itu akan gajian karena ibu berencana ingin mengadakan perayaan atas diterimanya Eun Haeng bekerja. Eun Haeng menjawab hari rabu minggu depan.

“kalau begitu ibu akan menjadwalkan perteman hari rabu ya..” Tanya Ibu.

Eun Haeng mengiyakan lalu cepat-cepat memutus telfon dengan alasan kalau ia lagi sibuk.


“Sialan.. Aku lupa kalau kau bekerja tentu kau digaji.”


Eun Haeng hanya bisa menatap keatas berharap kalau ia akan mendapatkan jackpot.


Seorang pria dibelakang Eun Haeng berteriak untuk menangkap gadis pencopet yang melarikan diri. Kebetulan gadis itu berlari kearah Sang Haeng dengan memeluk tas  yang ia copet. Sang Haeng menjegal gadis itu tapi ia memegangi gadis itu agar tak jatuh. Jadinya malah kaya adegan romantic.


Tas yang dicopet terlempar dan ditangkap oleh pria yang berteriak tadi. pria itu berterimakasih pada Eun Haeng. Gadis itu minta dilepaskan tapi Eung Haeng tak mau, ia akan membawa gadis itu ke kantor polisi.


“Orang ini benar-benar! Apa kau tahu apa yang telah kau lakukan padaku?” protes gadis itu.


“Kau tidak mencopet tapi kau mencobanya.  Kau seharusnya bersyukur kau belum melakukannya.” Jawab Eung Haeng.


Eun Haeng melihat ke arah pria tadi yang sekarang tak lagi ada di tempat semula. Pria itu sekarang akan naik taxi.


“Terima kasih, adikku! Mulai sekarang, kakakmu akan sukses dan akan segera melunasi utangku padamu.” Teriak pria itu kemudian baru masuk kedalam taxi.


Eun Haeng bingung, kenapa pria itu berkata akan mengembalikan uang gadis itu. gadis itu diam saja, ia menahan kekesalannya pada Eun Haeng. Akhirnya Eun Haeng curiga akan sesuatu..


“Mungkinkah, tas itu milikmu? dan pria itu mengambil uangmu?hal yang sulit dipercaya. Kakak yang seperti itu hanya terjadi di drama, kan?” tanya Eun Haeng.


Gadis itu membenarkan kecurigaan Eun Haeng, tepat sekali. Eun Haeng syok.


“Selain itu, tokoku akan segera bangkrut. Lalu, aku mencoba bangkit kembali dengan 5 juta won itu. Karena kau ikut campur, hal ini terjadi. Dan kau masih berpikir hal seperti ini hanya terjadi di drama?” lanjut gadis itu.


Eun Haeng menyesal, ia membungkuk dan akan pergi. Gadis itu memegang bahunya, ia tak bisa membiarkan Eun Haeng pergi begitu saja.


Gadis itu membuka tapinya dengan kesal. Ia menarik dasi Eun Haeng,,”hari ini aku menangkapmu.”

Lalu gadis itu memaksa Eun Haeng untuk mengikutinya masih dengan menarik dasi Eun Haeng. Eun Haeng minta dilepaskan.


Gadis itu membawa Eun haeng ke tokonya, nama tokonya ‘Choco Bank’.


Eun Haeng duduk di dalam menunggu sambil mengamati isi dalam  toko tersebut.


Eun Haeng bingung, kenapa pria itu berkata akan mengembalikan uang gadis itu. gadis itu diam saja, ia menahan kekesalannya pada Eun Haeng. Akhirnya Eun Haeng curiga akan sesuatu..


“Mungkinkah, tas itu milikmu? dan pria itu mengambil uangmu?hal yang sulit dipercaya. Kakak yang seperti itu hanya terjadi di drama, kan?” tanya Eun Haeng.


Gadis itu membenarkan kecurigaan Eun Haeng, tepat sekali. Eun Haeng syok.


“Selain itu, tokoku akan segera bangkrut. Lalu, aku mencoba bangkit kembali dengan 5 juta won itu. Karena kau ikut campur, hal ini terjadi. Dan kau masih berpikir hal seperti ini hanya terjadi di drama?” lanjut gadis itu.


Eun Haeng menyesal, ia membungkuk dan akan pergi. Gadis itu memegang bahunya, ia tak bisa membiarkan Eun Haeng pergi begitu saja.


Gadis itu membuka tapinya dengan kesal. Ia menarik dasi Eun Haeng,,”hari ini aku menangkapmu.”
Lalu gadis itu memaksa Eun Haeng untuk mengikutinya masih dengan menarik dasi Eun Haeng. Eun Haeng minta dilepaskan.


Gadis itu membawa Eun haeng ke tokonya, nama tokonya ‘Choco Bank’.

Eun Haeng duduk di dalam menunggu sambil mengamati isi dalam  toko tersebut.


Kemudian gadis itu datang membawa laptop, ia memakai celemek dan name tag. Gadis itu bertanya siapa nama Eun Haeng sambil membuka laptopnya siap untuk mengetik.

Eun Haeng malah balik bertanya,,”namamu Han Choco?”. Eun Haeng membaca name tag gadis itu. Oke sekarang kita tahu nama gadis itu, saatnya kita panggil gadis itu Choco.

Choco mengulangi pertanyaannya lagi,,”Nama!”

“Bagaimana bisa namamu Choco?” Eun Haeng menemukan hal yang menarik/aneh. “apa salahmu pada orang tuamu?”

Choco memukul meja,,”NAMA!”

“Kim Eun Haeng.”

Choco akan mengetik nama Eun Haeng, tapi karena nama itu kedengaran aneh karena berarti bank, ia tak jadi mengetik dan meminta Eun Haeng untuk berhenti bercanda. Eun Haeng mengatakan kalau ia juga tidak sedang bercanda, namanya memang Kin Eun Haeng.


Choco masih tak percaya. Eun Haeng akhirnya mengeluarkan dompet dan menunjukkan kartu identitasnya. Choco barulah percaya dan mendapat bonus bahwa Eun Haeng tinggal di dekat tokonya. Lalu Choco bertanya apa pekerjaan Eun Haeng.


Eun Haeng balik bertanya, kenapa Choco perlu tahu pekerjaannya. Choco menjawab kalau ia perlu tahu pekerjaan Eun Haeng agar bisa memutuskan bagaimana Eun Haeng akan membayar kompensasi, secara tunai atau angsung.


Giliran Eun Haeng yang menggebrak meja, ia tak terima, kan kakak Choco yang mencuri uang Choko tapi kenapa ia yang harus membayar 5 juta won.


Choco juga tak mau kalah, ia menggebrak meja dan meninggikan suaranya bahwa 5 juta won-nya itu dicuri musuhnya tapi Eun Haeng lah penyebabnya.


“Baiklah. Anggap seperti itu. Tapi meskipun ingin, aku tak mampu memberimu uang. Aku pengangguran.” Ujar Eun Haeng sambil memasukkan dompetnya kembali ke saku jas.


Choco tak percaya, kalau memang Eun haeng pengangguran kenapa Eun Hang berpakaian rapi kaya pegawai saja. Eun Haeng tak menjelaskan,,Kau terlalu banyak bicara. Bagaimanapun aku tak punya uang. Jadi bunuh saja aku.”


Eun Haeng setuju. Ia memberikan jadwal kerja untuk Eun Haeng,,” Jam kerjamu mulai jam 11 sampai jam 7, termasuk makan siang, gajimu 150 ribu won.  Kau akan mampu membayar utangmu dalam waktu 2 bulan. Bukan 4.. 3 bulan? Tunggu sebentar.” Ia akan menghitung.


Eun Haeng menjawab 3 bulan 10 hari. Choco membenarkan dan selama itu Eun Haeng harus bekerja di tokonya.

“Apa yang akan kau lakukan kalau aku tak mau?” tanya Eun Haeng.

Choco diam sejenak, lalu mengatakan,,” Aku akan ke rumahmu dan memohon pada orang tuamu. Aku akan bercerita tentang dirimu yang setiap hari pergi dengan pakaian seperti itu dan kemana saja kau pergi. Ku pikir itu akan menjadi situasi yang menarik.”


Choco menyodorkan kertas yang bertuliskan kontrak, menyuruh Eun Haeng untuk tanda tangan dan mulai sekarang mereka akan berbagi rahasia.

Lanjut episode 2